Forum Ansar al-Mujahideen merilis audio al
Akh al Mujahid-Abu Manshur Al Amriki, hafizhahullah, yang berjudul
“Lesson Learned”. Hidup Bukan Seperti Yang Anda Lihat Dalam Film,
demikian salah satu pelajaran dari beliau. Forum Islam Al-Busyro
menerjemahkan dan merilis ulang pesan berharga tersebut. Berikut
lengkapnya!
Bismillahirrohmanirrohiim, alhamdulillahirobbil ‘alamiin. Sholatu
wassalamu ‘ala Rosulillah, wa’ala alihi wa shohbihi ajma’in wa man
tabi’ahum bi ihsani ila yaumiddin (Dengan menyebut nama Alloh yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji bagi Alloh Robb semesta
alam, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rosululloh
SAW, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka
hingga Hari Pembalasan).
Amma ba’du (Adapun kemudian) :
Saya telah memilih tema untuk ceramah pada hari ini dengan judul: “Pelajaran-Pelajaran Berharga dari Bumi Jihad”.
Saya memberikan judul itu karena saya merasa bahwa hal ini tidak
hanya menunjukkan tentang apa niat saya untuk berdiskusi pada hari ini,
tapi saya juga merasa judul itu juga memberikan sedikit konotasi militer
–yang cocok, terkait dengan topik Jihad yang kita akan bahas hari ini.
Sekarang tentu saja, saya tidak berniat untuk hanya berbicara
tentang hal-hal taktis yang biasanya dibahas setelah judul, tapi saya
masih berpikir bahwa hal tersebut sebagai judul yang layak untuk apa
yang kita akan bahas di sini hari ini.
Jadi Insya Alloh, sebelum kita mulai, sebagai tambahan saya ingin
mengingatkan semua orang dari sedikit mendengar lalu pergi, bahwa
ceramah ini akan menjadi sedikit lebih santai, dan mungkin agak kurang
ringkas dari sebagian besar audio Jihad di luar sana. Jadi saya harus
meminta Anda semua untuk bersabar dengan (ceramah) saya sebentar.
Langsung saja ke topik: pada dasarnya saya memiliki beberapa waktu
untuk merenungkan tentang lima tahun lebih saya di Somalia. Dan saya
berpikir bahwa mungkin transisi saya dalam berpikir –dari hari-hari
sebelum (pra) Jihad dan hijrah sampai ke (pasca) setelah Jihad dan
Hijrah– adalah sesuatu yang layak dibahas bagi mereka yang belum pergi
dan melalui pengalaman yang serupa.
Beberapa isu yang akan kita munculkan, beberapa dari isu tersebut
mungkin sangat inspiratif, beberapa hal lainnya mungkin akan sedikit
lebih terbuka dan nyata dari yang mungkin kita sukai, dan kemudian ada
hal lainnya yang dimaksudkan sebagai panggilan untuk bangkit (berjihad).
Sekarang untuk masuk ke topik pertama, saya ingin menyentuh pada masalah: “Menjadi bagian dari Umat”.
Yang saya maksud dengan hal ini adalah perasaan yang didapat
seseorang ketika akhirnya ia menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang
pekerjaan atau Green Card (kartu kewarganegaraan Amerika). Dia menemukan
bahwa umat tidak hanya keluarga dekat dan orang-orang yang dilihat di
Masjid pada hari Jumat. Sekarang, untuk benar-benar menjadi bagian dari
umat tidak akan terwujud sampai Anda keluar dari perut binatang buas itu
dan Anda benar-benar mulai hidup dalam zona krisis umat Islam. Anda
mulai berjalan dalam kemiskinan, hidup dibawah penindasan, dan memiliki
perasaan kehilangan harapan. Ini adalah apa-apa yang harus dialami jika
ingin menjadi bagian dari umat. Ini bukan tentang berjalan teratur
ditrotoar dan membeli sandwich di kereta bawah tanah dalam perjalanan
kembali dari gym. Dan bukan tentang belajar untuk Magister Anda atau
mendapatkan promosi di tempat kerja. Tapi mari kita sedikit masuk lebih
dalam dari itu.
Ada semacam penyakit yang terjadi antara orang-orang ketika mereka terpisah dari umat, yang mungkin kita bisa sebut ‘Efek Starfish/Efek Bintang Laut’.
Ini terjadi ketika kaum Muslim, mereka menemukan diri mereka terpisah
dari umat. Jadi mereka mulai menghasilkan umat mini versi mereka sendiri
–jauh di dalam jantung Darul Kufur (Negara Kafir). Satu-satunya masalah
dengan ‘dunia mimpi’ mereka ini adalah bahwa benar-benar tidak ada
contoh bagi umat Islam untuk melakukan hal ini pada hari-hari ketika di
mana umat Islam masih waras dan mereka masih memiliki Kekhilafahan dan
mereka masih memiliki kebanggaan dalam Dien nya.
Lagi pula, apa yang terjadi pada orang-orang adalah bahwa mereka
mulai melihat masalah-masalah yang mempengaruhi dunia Muslim melalui
perspektif Ray Ban mereka yang baru atau kacamata Oakley
mereka. Sekarang, ketika seorang Muslim dari tempat yang sangat jauh
akhirnya muak dan menyerang Amerika, apa yang anda dapat?! Anda
mendapatkan salah satu teman Starfish/Bintang Laut kami di sini
melompat-lompat dan berbicara tentang bagaimana hal itu akan sangat
mengerikan bagi kaum Muslim. Ketika dia mengatakan ‘Muslim’, apa yang
orang ini benar-benar ingin katakan adalah bahwa sebenarnya ini akan
sangat buruk bagi gajinya atau masa depan anak-anaknya atau
sesuatu-sesuatu sepanjang kereta pemikirannya. Atau mungkin juga ia
takut dipenjara, atau mungkin lebih buruk.
Tapi pertanyaan sebenarnya di sini adalah apa yang membuat Starfish
Mo lebih pantas memiliki kehidupan yang bahagia daripada sebagian besar
umat Muslim lainnya? (Orang-orang yang hidup di negeri-negeri Muslim).
Mengapa mereka tidak memiliki hak untuk menjadi bahagia? Maksudku,
ketika mereka akhirnya muak, dan mulai melawan Amerika, apakah itu bukan
seharusnya menjadi tanda untuk para Starfish Mo mulai bergegas pergi
mencari tahu apa yang sedang terjadi? Haruskah dia tidak memiliki
simpati yang lebih untuk orang itu? Atau bahkan mungkin sedikit
kebencian terhadap orang-orang yang merugikan umat nya?
Saya pikir benar, dan aku cukup yakin bahwa agama kita
membenarkannya. Namun sayangnya apa yang biasanya kita lihat dari
orang-orang adalah bahwa mereka melihat melalui faktor emosional tentang
kematian Joe atau Sally, dan kemudian mereka mulai berbicara bahwa
mereka adalah manusia juga –kita bahkan mungkin mendengar tentang
bagaimana hewan pun memiliki hak dalam Islam.
Tapi sungguh, di sisi lain dari gambaran di sini, kita telah menjadi
begitu tidak peka terhadap penindasan terhadap umat Islam –dengan
membiarkan diri kita untuk menjadi sasaran dari media Barat– bahwa
ketika datang berita kematian Muhammad atau perkosaan terhadap Fatima,
peristiwa ini hampir tidak mendapatkan celaan dan kemarahan yang sama seperti apa yang kita dapatkan dari para Starfish Mo tentang kemiskinan Joe dan kematian Sally.
Dan juga, untuk menambah bumbu dalam masalah ini, jika kita
mendapatkan seseorang yang datang dan berkata: “Apapun … siapa juga yang
peduli tentang Joe? Dia hanya seorang kafir! “, Maka kita akan
mendapatkan banyak ceramah dari Starfish Mo tentang bagaimana itu baik
dan keren untuk bersimpati terhadap kafir, dan pada dasarnya bermuara
pada fakta bahwa Starfish Mo telah benar-benar kehilangan arah. Dia
tidak menyadari bahwa ini adalah perang peradaban, ini bukan perang individu.
Ini mungkin menjadi kasus yang pas bahwa Joe hanyalah ‘seorang Joe yang
biasa’ , dia bisa … mungkin ia tidak pernah bermaksud jahat kepada
Islam. Tetapi pada akhirnya hal ini tidak mengubah fakta bahwa ia masih merupakan bagian dari suatu peradaban yang sedang berperang dengan Islam! Jadi apa yang seharusnya dilakukan adalah bahwa pertama, kita … kita harus memilih untuk memihak. Dan kemudian setelah itu (kedua),
kita mampu untuk khawatir dalam memberi keadilan kepada individu yang
menemukan diri mereka terjebak dalam situasi yang buruk. Mirip dengan
bagaimana Alloh (SWT) menggambarkan –dengan Ayat berikut– Alloh (SWT)
berfirman:
“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka
telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka
janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga
mereka berhijrah pada jalan Alloh. Maka jika mereka berpaling, tawan dan
bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil
seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi
penolong, kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada suatu
kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau
orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan
untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Alloh menghendaki,
tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah
mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak
memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Alloh tidak
memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.”. Ini adalah ayat 89-90 dari Surat An-Nisa.
Jadi di sini kita bisa melihat bahwa pertama-tama Alloh telah
memerintahkan kita untuk memerangi kaum kafir, yaitu orang-orang yang
tidak memilih untuk menerima Islam, dan Dia (Alloh SWT) tidak membuat
perbedaan antara mereka dalam hal ini.
Kemudian, setelah itu Dia mengingatkan kita bahwa mereka yang datang
kepada kita dan menginginkan gencatan senjata –yang mereka tidak ingin
melawan kita juga tidak ingin melawan rakyat mereka sendiri– ini adalah
orang-orang yang menjadi aman dari kita.
Sekarang masalahnya di sini adalah bahwa para Starfish Mo belum berada di sisi yang benar.
Mereka tidak mengambil langkah yang pertama tetapi dia sudah pergi
membela kasus untuk Joe – mereka tidak pernah keluar membela terhadap
penindasan umat-Nya dan tidak pernah meminta gencatan senjata. Sekarang,
salah satu alasan terbesar untuk hal ini adalah sentimen berlebihan
yang ditujukan untuk kaum kafir yang biasanya berhubungan dengan, Anda
tahu apa yang mereka katakan, bagaimana hal ini akan membahayakan apa
yang mereka sebut ‘dakwah’. Tentu
saja ketika mereka mengatakan ‘dakwah’, ini tidak berarti seperti
dakwah yang Nabi (Sholallohu A’laihi Wasallam) pernah contohkan.
Mereka tidak benar-benar bermaksud dalam mendefinisikan Islam yang
secara sederhana dan singkat mengatakan: “Terimalah Islam dan Anda akan
aman”. Atau salah satu yang mengatakan: “Jika anda tidak tunduk kepada
Islam maka anda akan bertanggung jawab atas kehancuran kaum anda”.
Sekarang ini tidak seperti itu … ini bukan apa yang mereka maksud
dengan ‘dakwah’. Apa yang mereka maksud dengan ‘dakwah’ adalah
kepura-puraan, kepalsuan, ‘wajah Islam yang ramah’ yang mereka ingin
gambarkan untuk menjaga posisi mereka sebagai Imam Masjid atau dalam
rangka untuk menjaga diri dari penjara.
Dan sayangnya kita memiliki beberapa orang lainnya –yang konon
bahkan percaya tentang Jihad– tapi mereka masih memberitakan jenis
slogan yang sama. Beberapa dari mereka, Anda mendengar mereka berkata:
“Jangan berHijrah !”. Beberapa dari mereka, mereka berkata: “Jangan
membuat kita terlihat buruk di sini, di Darul Kufur !”. “Jangan
melakukan apapun untuk membahayakan kita !”. Mereka memberitahu Anda:
“Pilih Fulan (dan lain-lain), dan terlibat dalam sistem pemerintahan !”.
Jadi apa yang mereka coba lakukan di sini adalah, mereka mencoba
untuk mengambil semacam ‘jalan tengah’ antara mereka yang pro Amerika
dan mereka yang bersama ‘teroris’. Dan mereka melakukan ini pasca
Peristiwa 9/11 di dunia. Dan masalahnya adalah bahwa meskipun fakta
bahwa mereka ingin menapaki jalan tengah ini, kaum kafir mereka tidak berhenti memberi kita contoh sehari-hari dimana mereka tidak percaya pada ‘wilayah abu-abu’,
mereka tidak percaya terhadap garis tipis di sini. Jadi setiap orang
harus menyadari –cepat atau lambat– mencoba untuk mempraktekkan agama
Anda di Darul Kufur adalah tidak lebih dari sebuah mimpi (khayalan
saja). Tapi di sisi lain ada secercah cahaya, saya katakan yang
sebenarnya, saya percaya bahwa beberapa orang mulai bangun. Banyak dari
mereka, Anda tahu, saya mendengar mereka bertanya pada diri sendiri:
“Bukankah ini merupakan suatu kemunafikan, bagi kita untuk mendukung
Jihad dan umat, tetapi –pada saat yang sama– kita masih menjalani
kehidupan normal kita, kehidupan sehari-hari, dan mencoba untuk terlibat
dalam dakwah, dan kamu masih bisa memberikan kaum kafir senyuman.”
Hal yang masih menahan mereka sadar kembali, ada dalam pertanyaan
dari mereka, alasan mengapa mereka tidak benar-benar mengerti tentang
kenyataan, adalah bahwa mereka telah memiliki ide yang salah mengenai
dakwah, seperti yang kita telah disebutkan diatas. Dan membiarkan mereka
untuk berpikir bahwa dakwah yang dilakukan tanpa harus memiliki Izzah
(kehormatan) apapun.
Jadi inilah (yang menyebabkan) mengapa mereka tidak dapat memahami
kemunafikan yang nyata yang terletak dalam tindakan mereka yang mereka
merasa aneh tentang nya. Dan fakta dari masalah ini adalah bahwa unsur
nyata dari kemunafikan bukan tentang masalah bermuka dua, berhadapan
dengan kaum kafir di satu sisi, dan kemudian bersimpati kepada mereka di
saat yang lain.Unsur nyata dari kemunafikan di sini adalah
bahwa anda mengklaim mendukung Jihad dan anda mengaku mendukung umat,
tetapi Anda masih belum total dalam bergabung dengan seluruh umat.
Jadi pada dasarnya, apa yang saya coba katakan di sini adalah bahwa
menunggu Khilafah untuk muncul dan kemudian barulah bergabung bukan
merupakan kesungguhan dalam mendukung kaum muslim di negeri-negeri
Islam. Dan menunggu para mujahidin untuk gagal dan kemudian kembali ke
kehidupan normal anda karena Anda tidak pernah berkompromi dengan itu
adalah sesuatu yang juga bukan bentuk dukungan nyata.
Sekarang, setelah menyentuh menjadi bagian dari umat dan masuk dalam
diskusi tentang dakwah dan kesan palsu dari orang-orang di Barat yang
mereka miliki mengenai apa sebenarnya arti dakwah, ini membawa saya ke
pelajaran berikutnya apa yang ingin dibahas di sini adalah saya
menyebutnya: “Pengetahuan (Ilmu) Adalah Untuk Diamalkan Jadi Carilah Pengetahuan Yang Berhubungan Dengan Hal Tersebut”.
Sekarang, ketika kita masuk ke pelajaran ini, topik di sini, ada dua
kutipan yang datang ke pikiran yang benar-benar mempengaruhi saya. Yang pertama saya
ingat kembali pada hari-hari, dimana saya ingat menonton Khattab
(semoga Alloh mengasihi beliau) dan salah satu wawancara selama ia
tinggal lama di Chechnya, berjihad di Chechnya, ada satu wawancara di
mana ia mengeluh bahwa umat muslim mati dan mereka tinggal dalam
penindasan, dan kaum kafir yang telah mengambil tanah Muslim, namun kita
memiliki ulama di tanah-tanah yang dijuluki berlandaskan syariah dan
sebagainya, mereka khawatir semata-mata dengan hal-hal seperti boleh
atau tidaknya piring satelit. Sekarang tentu saja kita harus memberikan
setiap bagian dari agama kita hak-haknya dan karena semua hal dalam
agama kita adalah penting. Tapi intinya di sini –titik yang Khattab coba
untuk lalui di sini– adalah bahwa perlu bagi kita untuk
memprioritaskannya. Terutama dalam masa krisis. Jadi kita harus
menempatkan pembebasan tanah Muslim dalam urutan pertama. Jihad dan
Hijrah harus menjadi urutan pertama hari itu. Dan kemudian setelah itu,
semua Ahkam lain (Perintah), kita berikan prioritas yang sesuai.
Sekarang, kutipan kedua, yang juga berhubungan
dengan topik di sini yakni pengetahuan (ilmu), menuntut ilmu (ilmu)
sesuai dengan situasi kita saat ini (waqi). Kutipan kedua yang –saya
selalu merasa tersentil– seperti kebanyakan kutipan dari Abdullah Azzam
(semoga Alloh mengasihi beliau), itu kutipan yang benar-benar
menunjukkan orang ini, dia hidup jauh di depan dari masanya. Dan
sebagian kutipan nya, yang selalu penuh hikmah walaupun berapa lama
telah berlalu adalah bahwa dia berkata kepada mereka. Yang saya
maksudkan di sini, ia mengatakan: “Ada orang-orang di luar sana
yang mereka percaya bahwa dasar atau prinsip agama ini hanyalah
permainan atau hiburan sia-sia belaka. Mereka percaya bahwa
prinsip-prinsip mereka dapat dicapai hanya oleh seseorang yang
memberikan pidato dengan fasih, dengan memperindah kata-kata, atau
dengan menulis sebuah buku yang dicetak dan ditempatkan pada rak-rak
buku.” Sampai ia (Abdullah Azzam) mengatakan: “ini tidak pernah
menjadi jalan para pendakwah (orang yang menyeru manusia kepada
Alloh)”.
Kebenaran dari masalah di sini … adalah bahwa realitas situasi kita
saat ini adalah banyak dari apa yang disebut ulama kita –bahkan
orang-orang yang bersimpati dengan gagasan Jihad– masih terjebak dalam
dunia kecil dari ceramah dan buku, seperti yang Syaikh kita telah
katakan tadi. Sangat sedikit dari mereka yang siap untuk dipenjara –atau
mati– untuk apa yang mereka percayai dan khotbahkan. Kemudian anda
mempunyai orang lain, yang lebih jauh lagi keluar jalur. Mereka bahkan
tidak sedikitpun memberikan topik tentang Jihad dan Hijrah. Sebaliknya
mereka terlalu sibuk mendiskusikan apakah Madzhab Hambali lebih baik,
atau Madzhab Hanafi, mereka ingin tahu apakah hal ini Sunnah atau yang
itu bukan sunnah, secara teoritis, membatalkan suatu ayat dari
Al-Qur’an, meskipun tidak pernah ada contoh-contoh semacam itu
sebelumnya. Mereka ingin tahu apakah suatu hadits tertentu harus
dianggap ‘Aziz’ atau masuk kategori ‘Mustafeedh’. Mereka ingin mencari
jalur periwayatan hadits-hadits yang telah jamak dikenal sampai ke
tingkatannya. Beberapa dari mereka, mereka berdebat tentang topik-topik
lama semacam meluruskan shof diwaktu sholat, atau tentang pakaian yang
menjulur di bawah pergelangan kaki (Isbal). Anda juga mempunya orang
lain yang terjebak dalam Opera Sabun dari Robi’ Al-Madkholi dan para
Murjiah kaki tangan nya. Jadi ini mungkin tampak normal bagi orang yang
tinggal di Darul Kufur, tetapi bagi orang yang hidup di bawah dentuman
pemboman altileri (alat berat) yang tanpa henti, atau seseorang yang
terus menerus mendengar tentang kesyahidan salah satu dari teman
dekatnya, diskusi-diskusi ini lebih mirip menjadi seperti lelucon yang
sehat daripada mereka-mereka, kau tahu, mereka yang “tulus menuntut
ilmu”.
Saya yakin bahwa, itu cukup sebagai diskusi tentang pelajaran di
sini, mari kita lanjutkan ke pelajaran berikutnya, sedikit berhubungan
dengan topik diatas. Pelajaran selanjutnya adalah – ini disebut: “Ribath Merupakan Sebuah Peluang Besar Untuk Meningkatkan Kualitas Diri Seseorang”.
Sekarang ada banyak orang di luar sana yang berpikir bahwa datang ke
bumi Jihad atau berhijrah berarti mengakhiri untuk menuntut ilmu
pengetahuan –atau mungkin bahkan mengakhiri kehidupan seperti yang kita
dengar (selama ini). Banyak orang di luar sana, banyak dari mereka,
mereka berbicara tentang semua hal yang mereka harus selesaikan sebelum
mereka dapat pergi untuk berjihad. Mereka berpikir bahwa mereka tidak
akan pernah melihat lagi kesempatan kedua. Tetapi orang-orang, mereka
benar-benar belum melihat realitanya di lapangan. Semua orang, yang
datang untuk berjihad atau berhijrah, mereka dapat memberitahu Anda, hal
pertama yang perlu Anda lakukan adalah Anda perlu untuk memiliki
kecintaan. Karena memerangi musuh –sering kali itu sebuah kesempatan
langka sebenarnya– mungkin hanya datang sekali sebulan atau lebih. Ada
saat-saat –tentu saja– ketika hal yang benar-benar dalam situasi panas,
tapi itu bukan menjadi suatu aturan baku.
Banyak orang yang jatuh ke dalam perangkap ini ketika berpikir
tentang Siroh Nabi (SAW), mereka mendapatkan gambaran tentang para
sahabat selalu melakukan operasi militer, selalu ada yang berkeliaran di
gurun hanya untuk mencari pertempuran. Namun dalam kenyataannya Alloh
(SWT) mengatakan dalam Surat-Taubah, ayat 126:
“Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan
bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak
(juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran? “.
Banyak Muffassirin (ahli tafsir) mengatakan apa yang dimaksud di
sini, adalah bahwa mereka dapat mencoba sekali atau dua kali setahun,
dalam bentuk pertempuran, dalam bentuk keluar untuk berjihad. Jika
dilihat tanggal pertempuran utama dalam Siroh akan berguna untuk
menunjukkan seberapa realistis angka/jumlah pertempuran yang sebenarnya.
Kemudian, sisanya merupakan pertempuran yang lebih kecil –mereka
sebenarnya adalah Sariyah-sariyah (batalyon) yang dikirim keluar oleh
Nabi (SAW), terdiri dari, Anda tahu mereka biasanya relatif terdiri dari
sejumlah kecil para sahabat. Pada dasarnya adalah, untuk semua orang di
luar sana, yang Anda tahu mereka merasa bahwa mereka tidak bisa datang
ke jihad karena mereka ingin menuntut ilmu atau apapun alasannya,
intinya adalah bahwa ada kehidupan setelah pertempuran. Kau tahu, untuk
orang-orang yang tidak mendapatkan kesyahidan mereka tetap hidup,
sehingga mereka memiliki banyak waktu luang yang mereka butuhkan untuk
diisi dengan ibadah, yang mereka perlu untuk mengisinya dengan mencari
ilmu pengetahuan dan hal-hal yang bermanfaat lainnya.
Jadi bagi Anda di luar sana yang percaya bahwa keutamaan menuntut
ilmu lebih besar dari kebaikan untuk mengamalkannya, bahwa itu lebih
besar daripada keutamaan memenuhi kewajiban individu untuk membebaskan
negeri-negeri kaum Muslim, kita di sini, kita memiliki waktu penawaran
terbatas bagi Anda, Anda memiliki kesempatan untuk terlibat langsung
dalam kedua hal tersebut.
Dan ini membawa kita ke topik berikutnya, ini terkait pula dengan topik kita, pelajaran yang saya sebut: “Orang-Orang Umumnya Tidak Mengetahui Cara Untuk Membantu Jihad”.
Sekarang ada banyak orang di luar sana, mereka memiliki
rencana-rencana sendiri tentang bagaimana mereka akan membantu
Mujahidin. Tetapi kenyataannya adalah mereka telah sebenarnya ditipu
oleh syaithan –atau banyak dari mereka– menjadi benar-benar tak
melakukan apa pun. Jadi, untuk melanjutkan tema tentang menuntut ilmu,
ada beberapa orang di luar sana, mereka berpikir bahwa mereka akan
mempelajari agama selama 10 tahun, dan kemudian mereka akan datang ke
tanah Jihad menjadi seorang “Mufti bagi Mujahidin” yang telah lama
ditunggu-tunggu. Sekarang masalah dengan Rencana Utama ini adalah bahwa
kebanyakan orang, mereka tidak berhasil melalui rintangan dari Dunia
(dunia sementara), mereka tidak mampu melaluinya. Bahkan mereka, Anda
tahu, tidak mendapatkan pula “kartu bebas penjara”. Banyak orang,
menemukan diri mereka sebelum mereka berhasil masuk, gaya hidup ini
telah menyebabkan mereka ke penjara sebelum membawa mereka ke Jihad yang
sebenarnya. Sekarang, untuk yang berhasil masuk, banyak dari mereka,
mereka menemukan diri mereka tidak pada tempatnya, untuk mencoba
menerapkan pengetahuan teoritis mereka dengan realitas di lapangan.
Inilah alasan mengapa saya mengatakan bahwa yang terbaik adalah
untuk datang langsung ke medan Jihad, dan kemudian mencari tahu, apa
yang benar-benar diperlukan oleh para Mujahidin. Dan jika itu akan
menjadi sepuluh tahun waktu untuk belajar, maka anda telah melakukan
yang terbaik dalam lingkungan kehidupan yang nyata, diantara para
Mujahidin. Sehingga Anda tidak perlu membuang waktu untuk kembali
mencoba masuk ke bumi jihad.
Rencana lain yang umumnya dikemukakan adalah orang-orang di luar
sana, mereka mengatakan bahwa mereka akan menjadi seorang dokter atau
seorang pebisnis besar, dan kemudian mereka akan membantu mendanai
Jihad. Sementara ini juga –seperti rencana sebelumnya– biasanya
membutuhkan waktu satu dekade atau lebih, juga memiliki rintangan yang
sama seperti ide diatas tadi. Ini benar-benar hanya sedikit terlalu
naif. Karena, orang-orang ini, memiliki gagasan bahwa suatu hari mereka
akan dapat memberikan, Anda tahu, Satu Juta Dolar untuk Mujahidin. Dan
Insya Alloh jika mereka melakukan itu mereka akan diberi imbalan pahala.
Insya Alloh mereka akan mendapatkan pahala yang besar untuk itu.
Tetapi kenyataannya ini hanyalah seperti tagihan satu bulan atau
lebih untuk Mujahidin. Sudah pasti jauh lebih menguntungkan bagi mereka
untuk bekerja pada suatu rencana, ide-ide tentang bagaimana untuk
memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki oleh kaum Muslim, dan
berpikir tentang bagaimana kita dapat menyalurkan zakat, atau shodaqoh
rutin dari Muslim yang kaya kepada Jihad. Ide yang lain yaitu
menggunakan sebagian kecil dari uang itu dan memasukkannya ke arah
operasi yang dapat menghasilkan Ghonimah (harta rampasan yang di dapat
dari perang) atau Fa’i (harta rampasan yang di dapat tanpa berperang)
dalam jumlah jauh lebih besar dan dalam jumlah yang jauh lebih cepat
waktunya.
Lalu ada orang lain, Anda tahu bahwa mereka memiliki rencana mereka
tentang bagaimana mereka akan membantu Jihad, dan Anda tahu bahwa mereka
akan membuang banyak waktu sebelum mereka datang, dan bahkan mungkin
mereka akan menghamburkan banyak uang. Mereka mencoba untuk menjadi
binaragawan raksasa atau menjadi pendekar bela diri. Tapi jangan salah
mengartikan dahulu, maksud saya, pasti ada manfaat untuk hal ini, pasti
bermanfaat untuk menjadi sehat, untuk mengetahui bagaimana melatih diri
sendiri atau apapun yang ingin anda lakukan. Tapi tidak seharusnya
terlalu dibesar-besarkan di luar proporsi. Dan bagi mereka yang telah
melihat medan Jihad, mereka tahu kebanyakan ikhwan-ikhwan mereka tidak
memiliki waktu atau uang untuk menjaga kebiasaan makan lima kali sehari
dan minuman suplemen penunjang disela-sela sesi latihan dan istirahat,
dan sebagainya. Pada kenyataannya beberapa hari hanya ada teh dan kurma,
atau nasi putih. Dan untuk para pendekar bela diri ini merupakan
benar-benar sebuah kesempatan langka ketika seseorang mendapat
kesempatan untuk mengeksekusi tendangan terbangnya dengan sempurna pada
seorang kafir: sebagian besar hanyalah peluru dan peluru dan hal-hal
semacam itu.
Jadi, apapun yang Anda lakukan, intinya di sini adalah untuk melakukannya secara seimbang. Dan apa pun yang Anda lakukan, pastikan bahwa hal itu tidak mencegah Anda datang ke bumi jihad sesegera mungkin.
Sekarang pindah ke pelajaran berikutnya –masih bertema tentang teh dan kurma– pelajaran kelima adalah: “Kebutuhan Hidup Sebenarnya Hanya Sedikit”.
Topik –itu mengingatkan saya– saya memiliki beberapa teman seruangan
di masa lalu, dan di sana ada satu saudara, ia pindah ke ruangku dan
waktu itu saya sedikit ada pada posisi bangkrut. Setelah saya mendapat
apartemen baru ia pindah pada hari berikutnya, ia mulai membawa
kotak-kotak barangnya –satu kotak dan kotak lainnya– dan saya pergi
melewati semua kotak-kotak itu, dan saya menemukan bahwa pria itu, kau
tahu, saya mulai berpikir “mengapa orang ini membutuhkan begitu banyak
sampah, hanya untuk hidup sehari-hari?”
Jadi saya mulai melihat isi kotak nya: Saya menemukan alat-alat
dapur. Ada mesin khusus untuk membuat wafel. Satu lagi, hanya untuk
menghancurkan lada hitam. Kemudian ada sendok khusus, Anda tahu, pisau
khusus, saya tidak tahu ada pisau ikan, sendok buah atau sesuatu seperti
itu. Untuk semua jenis makanan. Ada blender hanya untuk mengaduk adonan
kue, Anda tahu apa yang saya maksud? Ini adalah sedikit gila untuk
bujangan yang memiliki semua hal tersebut.
Intinya, sebelum anda paham tentang situasi di medan Jihad, simak
sejenak tentang cerita ini, kecuali jika Anda memulai sebuah front Jihad
baru di Uni Emirat, Anda tidak akan menemukan jenis kenyamanan hidup
seperti itu yang mungkin anda dapatkan sewaktu tinggal di Barat. Di sini
khususnya di Somalia, Anda mungkin tidak akan pernah melihat microwave,
atau bahkan oven yang normal. Sekarang aku ingat nenek ku, beliau
memiliki oven dari kira-kira tahun 60-an, dan itu terlihat seperti
teknologi baru di sini. Dan kemudian Anda mendapatkan, bahwa sebagian
besar Mujahidin, sekedar melihat televisi atau menggunakan ponsel,
menjadi suatu yang sangat jarang bagi banyak dari kami disini.
Dan ketika tinggal di hutan bahkan lebih aneh lagi. Pada waktu Anda
tinggal di luar sana begitu lama, sekelompok tenda dengan beberapa jalur
yang terhubung melalui pohon-pohon, itu mulai terlihat seakan-akan
sebuah kompleks apartemen, atau kota kecil. Kau tahu, jika pisang datang
dari luar sana, menuju jalur Anda, atau jika Anda berhasil melewati
sebuah desa yang entah bagaimana dapat menghasilkan es atau Anda tahu
mereka menjual beberapa makanan penutup/snack Anda mendapatkan perasaan
bahwa Anda telah menemukan Surga di bumi . Intinya, supaya tidak terlalu
melebar kemana-mana, bahwa kami tidak mencoba untuk menakut-nakuti,
mungkin kita ingin membangunkan mereka sedikit, tapi bahkan itupun bukan
maksud kami disini, Maksud sebenarnya adalah seperti iklan komersial di
televisi: “Jika saya bisa melakukannya, Anda pun bisa melakukannya juga!”
Jadi, singkatnya, pelajaran yang saya ingin sampaikan, setelah
melalui jenis gaya hidup ini, adalah bahwa orang-orang akhirnya
terbiasa, Anda tahu, kita menjadi terbiasa untuk hidup apa adanya. Dan
ketika kita melalui proses tersebut, kita menyadari bahwa kebutuhan
dasar kehidupan nyata sebenarnya, benar-benar dapat anda bawa pada tas
ransel dibelakang punggung Anda. Mungkin jika Anda butuh lebih besar
cukup diangkut oleh keledai.
Hal ini menggerakkan kita ke pelajaran berikutnya yang saya suka menyebutnya: “Hidup Bukan Seperti Yang Anda lihat dalam film”.
Pada kenyataannya judul ini benar-benar bisa mewakili sebagian besar
pelajaran yang ada –atau bahkan bisa menjadi judul dari seluruh ceramah
kali ini– tapi aku akan mencoba untuk membatasi beberapa poin saja,
tentang Jihad di sini, orang-orang mungkin berpikir bagaimana keadaan
berjalan di lapangan. Poin pertama adalah perlu diingat
bahwa Mujahidin bukanlah para Sahabat (sahabat Nabi Muhammad SAW), dan
mereka bukan pula malaikat. Dan saya tidak akan menyebutkan daftar
panjang tentang kesalahan-kesalahan mereka, tetapi kenyataan dari hal
ini bahwa Mujahidin adalah manusia biasa. Mereka membuat kesalahan
mungkin sesering mereka melakukan hal yang benar.
Ada beberapa orang, mereka ingin mengambil fakta ini –yang
seharusnya adalah suatu hal yang umum– mereka ingin mengambil itu
menjadi semacam momen untuk menyerang prinsip-prinsip agama, Anda tahu,
mereka ingin menyerang amal sholeh Jihad dan Hijrah. Tapi ini jelas
bukan pendekatan yang adil. Kita harus memisahkan antara dasar validitas perjuangan dengan kesucian mereka yang berusaha menegakkannya.
Dasar perjuangan mereka adalah seratus persen valid. Tidak ada keraguan
tentang itu yang dibuktikan dengan adanya perintah tentang ini dalam
agama Islam. Adapun orang-orang yang berusaha menegakkannya mereka
hanyalah manusia biasa seperti yang kami katakan sebelumnya. Jadi
daripada terfokus pada kesalahan mereka, apa yang kami benar-benar minta
dari para kritikus di luar sana, agar datang ke bumi jihad, sehingga
mereka dapat menunjukkan kepada semua orang bagaimana yang seharusnya
dilakukan. Bagaimana hal ini harus dilakukan. Dan bahkan di sini dalam
Jihad, saya telah melihat banyak kritikus, Anda tahu ada banyak sekali
…di antara Mujahidin, dimana kita dapat menyaksikan bagaimana jihad
berjalan dan sebagainya.
Setelah mereka naik pangkat dan mereka mulai menerima tanggung
jawab, tidak butuh waktu lama sebelum mereka sendiri, menjadi rendah
hati, karena masalah yang berkepanjangan yang dihadapi sehari-hari oleh
Mujahidin. Dan kemudian mereka sendiri mereka mulai berbicara lebih
lanjut tentang bagaimana kita dapat menemukan solusi, bukan siapa yang
bisa tuding atas kesalahan ini-itu. Dengan penjelasan ini, saya telah
menyebutkan bahwa mungkin Muhajirin, dan Mujahidin memiliki
kesalahan-kesalahan dan sebagai tambahan, saya masih ingin mengatakan
bahwa Mujahidin –sebagai benteng pertahanan umat saat ini– bahwa di
antara mereka terdapat beberapa individu-individu terbaik yang telah
seharusnya dihasilkan ummah. Maksudku sebagai penghargaan tambahan bagi
mereka, bahwa meskipun hanya berjumlah beberapa ribu dengan persenjataan
sangat sedikit, mereka telah berdiri sebagai benteng pertahanan bagi
seluruh umat, dalam menghadapi musuh yang berjumlah ratusan ribu dengan
negara super power dari sisi peralatan. Dan mengetahui sedikit berita
gembira ini, membuat lebih mudah untuk memahami poin berikutnya, yang
terkait dengan kehidupan di film.
Poin lain yang realistis di sini adalah bahwa dalam kehidupan nyata
para pahlawan, para Mujahidin, mereka tidak selalu menang. Tentu saja
kita tidak perlu untuk pergi ke beberapa diskusi panjang tentang apa
artinya kemenangan sejati nyata, dan sebagainya, tapi saya pikir untuk
anda semua, yang pernah membaca ‘Constants of Jihad (Tegar di Jalan
Jihad)’ oleh Syaikh Yusuf al-Uyairi (semoga Alloh mengasihi beliau),
semua itu akan dijelaskan dengan cukup baik. Untuk menjadi jelas di sini
apa yang kita bicarakan adalah pertempuran yang sebenarnya di medan
perang. Alasan utama untuk ini adalah kenyataan yang menyakitkan bahwa
Mujahidin –umat Islam pada umumnya– kita tidak selalu layak mendapatkan
kemenangan. Dan ini karena berkali-kali, kita belum memenuhi syarat dan
kondisi yang diperlukan. Kita bisa melihat ini bahkan dalam kehidupan
para sahabat, mereka juga diliputi oleh kekalahan.
Alloh (SWT) menguji mereka (para sahabat) dengan kepahitan berupa
kekalahan karena tidak mematuhi perintah Nabi (saw), atau bahkan mungkin
karena menjadi terlalu angkuh atau sombong. Mujahidin pun tidak
berbeda, Mujahidin juga sedang berusaha dan mereka juga jatuh kedalam
banyak kesalahan yang bermacam-macam. Untuk membuat keadaan menjadi
lebih baik, mayoritas umat belum sepenuhnya bangun. Dan ini membawa kita
mendapat cobaan lebih, ujian, dan kesengsaraan sampai keadaan fakta ini
berubah: sampai umat mau bangun, ini akan menjadi tetap sama.
Dengan demikian, maksud saya berbicara seperti yang telah saya
katakan tentang medan pertempuran, tingkatan taktik dalam medan perang
dan sebagainya, tetapi pada tingkat strategis sisi terang dari situasi
di sini adalah bahwa perang masih jauh dari selesai, dan catatan
pertempuran hampir tidak berarti: tidak peduli berapa banyak kita
kehilangan pertempuran individu, tujuan sebenarnya di sini adalah
tentang peperangan. Dan kenyataan pahit lainnya adalah bahwa kaum kafir
sendiri, mereka sangat paham, dan menyadari dengan pasti bahwa
kemenangan tidak lebih adalah buah kesabaran. Jika umat muslim tetap
terus melawan, dan memang umat ini ditakdirkan untuk itu, sebagaimana
Alloh (SWT) telah memberikan kita kabar gembira maka mereka tidak pernah
bisa ditaklukkan.
Sungguh, suatu bangsa yang ditaklukan bukan yang kehilangan tanah
atau menderita kekalahan dalam medan pertempuran, tetapi sebuah bangsa
yang takluk adalah yang menyerah, memilih menyerah dan berhenti melawan.
Saya mengatakan hal ini karena faktor duniawi memiliki efek pada
pertempuran yang sebenarnya dan sebagainya, pada pertempuran individu.
Maksudku, memerangi tank dengan batu tidak akan membawa dampak apapun.
Tetapi pada saat yang sama kita dapat melihat bahwa ketika orang tidak
lagi peduli tentang kematian, dan ketika mereka memiliki kesabaran dan
ketekunan yang mereka butuhkan untuk melanjutkan perjuangan, mereka
tidak pernah bisa ditaklukkan! Bahkan oleh tank-tank yang dimana mereka
tidak memiliki senjata yang sesuai untuk menanganinya, tidak peduli
berapa banyak tank-tank ingin melampiaskan kehancuran, jika orang-orang
memiliki kesabaran, kehancuran perorangan yang terjadi, contohnya
penghancuran dari tank-tank ini tidak berarti banyak pada tingkat
strategis siapa yang memenangkan perang.
Untuk membahas lebih dalam, izinkan saya memberikan contoh yang
lebih kongkrit dari apa yang saya bicarakan. Di Somalia, dunia telah
melihat bagaimana tank-tank AMISOM telah menjadi benar-benar dihancurkan
hanya dengan keberanian beberapa pria yang menolak untuk melarikan
diri. Tentu saja kita harus ingat bahwa kemenangan ini atas ijin dari
Alloh (Subhanahu Wa Ta’ala). Qodar (Keputusan) Alloh –kita harus selalu
ingat– Qodar Alloh memiliki peran besar dalam pertempuran ini. Karena
seperti bala angin topan selama Pertempuran al-Ahzab (menjadi bala
bantuan), Alloh (Subhanahu Wa Ta’ala) telah memberikan kemenangan
Mujahidin di Somalia melalui bantuan dari bumi. Dari waktu ke waktu
tank-tank AMISOM menemukan diri mereka terjebak dalam lubang, dan mereka
dikelilingi oleh Mujahidin yang marah. Dalam hitungan jam, dapat
dipastikan, mereka menyerah dan meninggalkan kendaraannya.
Dan seperti saya katakan, sekali lagi, bukan hanya bumi, Alloh
(Subhanahu Wa Ta’ala) mempunyai jundi-jundi (tentara) yang kita tidak
tahu, tetapi Alloh (Subhanahu Wa Ta’ala) juga adalah satu-satunya alasan
dari keberanian Mujahidin dalam diri mereka untuk melawan tank-tank ini
sementara mereka berada jauh dibawah level –dalam hal sumber daya dan
perlengkapan. Dan Alloh (Subhanahu Wa Ta’ala) adalah alasan untuk
kepengecutan musuh, Ia lah yang berkuasa menyebabkan rasa takut di hati
musuh. Dan ini adalah karena Alloh (Subhanahu Wa Ta’ala) –melalui Nabi
(SAW)– telah memberitahu kita bahwa hati umat manusia berada di antara
jari-jari Ar-Rohman, dan Dia bolak-balik sebagaimana yang Dia inginkan.
Sekarang pada diskusi ini, Anda tahu, walaupun apapun kesulitan yang
kita lalui pada tingkatan taktik, kemenangan ada disisi kami
(mujahidin) Insya Alloh, dan ini membawa saya ke topik berikutnya, yang
berkaitan dengan kekurangan kaum kafir, kelemahan mereka dan sebagainya,
Saya menyebutnya pelajaran nomor tujuh, di sini: “Kaum Kafir adalah Kaum yang Tidak Tak Terkalahkan Seperti Yang Mereka Coba Gembar-gemborkan”.
Jadi seperti yang telah saya katakan, kita berbicara tentang
bagaimana tank menjadi tidak berguna sama sekali, mereka terjebak dalam
sebuah lubang, sekarang mari kita beralih tentang beberapa perangkat
keras mereka yang lebih berharga seperti rudal jelajah. Tentu saja
orang-orang di luar sana yang tahu sedikit sejarah Jihad, Pertempuran Jhangi menjelaskan sangat baik ketidakmampuan apa yang disebut kafir sebagai bom pintar.
Sekarang, sebagai contoh kongkrit di sini dari Somalia kita memiliki teladan Adam Hashi Ayrow
(semoga Alloh mengasihi dia). Mungkin banyak orang tidak tahu bahwa dia
benar-benar dibom pada berbagai kesempatan. Kafirin membom dia sekali
di dekat Dobley, lain waktu mereka mencoba untuk membom dia di Ogaden,
dan dia hanya bertemu nasib yang tak terhindarkan sebagai syuhada(Insya
Alloh) setelah Kafirin berhasil menggunakan mata-mata dan peralatan
khusus untuk menentukan keberadaannya dan kemudian setelah itu mereka
menembakkan sekitar empat rudal jelajah pada satu rumah tinggal.
Meskipun begitu ada beberapa orang yang tinggal di dalam rumah, mereka
selamat, salah satu dari mereka, ia terus bertempur di garis depan dan
ia mempecundangi tank-tank musuh yang sama yang kita bicarakan sampai
hari ini. Nabhan misalnya (semoga Alloh mengasihi dia)
dia juga, Anda tahu, mereka berusaha membom dia di berbagai kesempatan.
Dia mengatakan kepada saya, pada suatu kesempatan bom mereka mendarat
hanya 10-20 meter dari dia, dan meskipun begitu ia bahkan tidak terluka,
ia tidak memiliki cedera sedikitpun untuk dapat ditunjukkan. Ini adalah
dengan rudal jelajah. Dia menyaksikan pemboman kamp pelatihan Al Farouq
di Afghanistan, dan itu tidak membuat dia benar-benar syahid sampai
Amerika menyerang mobilnya dan mereka menembakinya dengan ribuan
amunisi. Dan ini adalah menarik untuk diperhatikan karena ini
‘berlebihan’, satu-satunya alasan untuk itu adalah bahwa Amerika takut
dengan harus turun ke medan perang dan terlibat dalam api peperangan
dengan hanya beberapa ‘teroris’ bersenjata ringan.
Jadi poin dari semua ini adalah bahwa Amerika mereka memiliki alat
propaganda untuk mendramatisir kekuatan mereka. Sebagai contoh, bahkan
beberapa rudal lainnya, mereka memberi mereka nama-nama seperti rudal
‘Hellfire/Api Neraka’. Dan jika Anda mau meneliti tentang ini, atau jika
Anda melihatnya dan efek yang ditimbulkan dan sebagainya, itu
benar-benar itu tidak lebih dari sebuah RPG yang bonafit. Dan dalam
kebanyakan situasi mereka menembakkan rudal-rudal itu pada kendaraan
sipil normal dan kemudian mereka melompat karena sukacita ketika mereka
melihat kehancuran: seolah-olah mereka telah menghancurkan sebuah tank
lapis baja berteknologi tinggi.
Dengan semua cerita kosong tentang perangkat keras militer mereka,
kita juga bisa berpindah tentang kenyataan badan-badan intelijen mereka
yang memiliki kualitas yang kurang lebih sama, karena mereka semua
dinilai terlalu tinggi. Sebuah contoh nyata di sini dari Somalia: salah
satu saudara kami syahid (Insya Alloh) dari hari setelah mundurnya
Islamic Court/Pengadilan Islam (Al Mahakim Al Islamiyah), ia adalah
seorang ikhwan asal Amerika yang berstatus bebas bersyarat. Dia adalah
seorang Hispanik/Keturunan Amerika Latin –ia tidak memiliki seorang
teman pun dari somalia– meskipun begitu ia berhasil melakukan perjalanan
keluar dari Amerika Serikat di bawah penyamaran menjadi orang Somalia
dan ia melakukan itu sementara ia berstatus bebas bersyarat.
Dan seorang Ikhwan yang pernah menjadi buronan juga memberitahu saya
bahwa ia menghabiskan sebagian besar waktunya bersembunyi dari polisi
di rumahnya sendiri! Sungguh perlu dicatat di sini bahwa itu adalah
bukti kebodohan lembaga ini, yang mereka sepertinya selalu merekrut
mata-mata paling bodoh untuk melakukan pekerjaan kotor mereka ke titik
yang benar-benar menjadi sebuah fenomena. Saya percaya bahwa mungkin
informasi tertutup terbesar mengenai mata-mata yaitu benar-benar
memiliki kemampuan untuk melihat, berbicara dan berjalan persis seperti
bayangan dibenak setiap orang tentang bagaimana seorang mata-mata
seharusnya melihat, berbicara dan berjalan.
Maksudku itu benar-benar luar biasa: setiap orang yang dicurigai
sebagai mata-mata ternyata memang benar seorang mata-mata. Contoh lain
dari ketidakmampuan mereka di sini, jangan lupa kebodohan yang
melibatkan orang-orang top dari CIA, tim dari bin Ladin, seorang diri
saudara kami di Khurosan meledakkan orang-orang CIA tersebut (maksudnya
adalah Abu Dujanah Al Khurosani yang berhasil menjadi agen ganda dan
melaksanakan operasi bom syahid di markas CIA di Khost Afghanistan yang
berhasil membunuh beberapa petinggi/tokoh penting CIA, edt).
Operasi-operasi semacam ini dan masih banyak lagi, semua ini adalah
hanya sebagian kecil saja, maksud saya ada banyak contoh untuk
menunjukkan bahwa organisasi ini (intelijen musuh) tidak mahatahu dan
mahakuasa seperti yang mereka tampilkan agar setiap orang percaya.
Sekarang untuk mulai menutup hal-hal di sini, saya ingin masuk ke
beberapa pelajaran penutup ceramah ini, yang pertama adalah pelajaran
yang saya suka menyebutnya: “Para Alim Ulama Anda, tidak peduli
seberapa hebatnya, tidak bisa diandalkan Sebagai Alat Ukur Dari Suatu
Kebenaran Atau Kebathilan “.
Saya katakan ini karena ada banyak orang di luar sana yang menunggu
untuk bergerak sampai ada Ulama yang mengumumkan kewajiban Jihad, atau
untuk pergi dan memimpin mereka di jalan Jihad. Orang-orang yang sama
mereka memiliki bukti, mereka tahu bahwa ini adalah kebenaran, mereka
telah menyadari bahwa tindakan Jihad dan Hijrah adalah wajib atas mereka
dan sebagainya. Tapi mereka tampaknya berpikir bahwa topik ini khusus
untuk para ulama besar yang memiliki pengetahuan tinggi tentang masalah
yang masih samar yang mereka sering menyebutnya “ilmu tentang maslahat
dan madhorot”. Aku akan menjelaskan kepada Anda di sini dan hari ini
suatu kenyataan sebenarnya perihal orang-orang yang berbicara tentang
menimbang maslahat dan madhorot, dan menggunakan itu sebagai alasan
untuk mengatakan bahwa Jihad dan Hijrah tidak tepat untuk saat ini,
banyak alasan di balik pernyataan-pernyataan dari mereka adalah bahwa
mereka sendiri terlalu takut, atau terlalu terikat kepada dunia untuk
terlibat dalam jihad. Jadi saya sarankan Anda untuk tidak mendengarkan
mereka, karena benar-benar mereka tidak punya kewenangan untuk berbicara
tentang apa yang mungkin atau yang tidak mungkin di masa-masa berkaitan
dengan Jihad dan Hijrah untuk alasan sederhana bahwa satu: mereka telah pernah terlibat dalam jihad. Dan kedua:
orang-orang yang berjihad, dan mereka yang telah membuat video tentang
hal ini memberitahu dunia bagaimana hal itu (hijrah dan jihad) dapat
dilakukan, betapa besar peluang itu, dan bagaimana setiap orang harus
mengambil bagian.
Sekarang masalah lain dengan ulama fiksi adalah bahwa diperlukan
satu ulama lain untuk menentukan setiap satu situasi. Dimana orang-orang
harus menggunakan cerita kosong itu pada seseorang sebagai alat untuk
mengukur ke-ulama-annya. Hal ini karena kebanyakan orang, mereka tidak
ahli dalam ilmu agama dan mereka tidak akan mampu membedakan antara
seorang ulama dan orang awam jika bukan karena jenis pakaian yang dia
pakai dan jumlah orang yang mengajukan pertanyaan kepadanya.
Jadi ini adalah fenomena di mana saya suka menyebutnya ‘sistem Vatikan’
yang telah masuk: yaitu di mana, sistem ini telah menghancurkan
persepsi semua orang tentang kenyataan. “Sistem Vatikan” ini adalah
usaha langsung dari beberapa penguasa dan media untuk menjadikan nama
individu-individu tertentu sebagai otoritas tertinggi dalam Islam. Dan
mereka melakukan ini untuk keuntungan pribadi. Mereka memilih
orang-orang dengan bujukan tertentu dan mereka pastikan untuk membuat
hidup mereka, Anda tahu, benar-benar nyaman, sehingga para ulama-ulama
palsu itu tidak akan pernah menggigit tangan yang memberi makan mereka.
Kini dengan ulasan-ulasan tadi, kita semua harus bertanya kepada
diri sendiri: Apakah benar-benar waras untuk menunggu orang-orang
tersebut dengan jenis mandat semacam itu untuk menyerukan Jihad dan
Hijrah?! Tentu saja tidak! Tapi masalahnya adalah bahwa semua ulama
sejati, yang melakukan panggilan Jihad dan Hijrah atau benar-benar pergi
keluar dan terlibat dalam gerakan ini segera diberi label –oleh
orang-orang yang sama– sebagai orang jahil, takfiri Khowarij yang tidak
menghormati Kibaarul Ulama. Jadi apa yang kita benar-benar harus pahami
adalah bahwa mereka (para ulama) tidak sedang bermain-main dan mereka
(para ulama) bukan bagian dari kaki tangan dari ‘Sistem Vatikan’, tetapi
apa yang terjadi yaitu sekali orang-orang ini dilempar keluar dari
Manhaj dan mereka ditempatkan pada daftar Ulama non ekstremis, kaum
Muslim rata-rata dibiarkan berpikir: mengapa para ulama tidak pernah
membuat panggilan untuk Jihad dan Hijrah kalau hal ini adalah wajib
hukumnya?
Dan sungguh, saya pribadi telah menjadi korban dari mentalitas ini,
di masa lalu, dan saya di sini untuk memberitahu Anda bahwa tidak peduli
siapa ulama Anda, tidak terlalu penting siapa yang mengajarkan Anda
tentang Islam dan yang memakai jubah, dan tidak peduli apakah itu ayahmu
atau teman terbaik Anda. Jangan menunggu orang untuk menerima kebenaran
sebagai alasan untuk kembali menggantung dan ragu. Yang benar adalah
semua orang mampu menyaksikan, tapi hanya pemberani yang bisa pergi dan
melaksanakannya.
Jadi ini membawa saya untuk pelajaran kita yang terakhir dan final di sini, yang disebut: “Kebenaran
Dianggap Kegilaan bagi 99% Dari Penduduk Bumi”, atau kita bisa juga
mengganti nama pelajaran ini: “Iman sejati adalah bentuk Kegilaan”.
Kita hidup dalam waktu di mana realitas dasar dari agama kita,
seakan menjadi serupa dengan mengetahui bahwa matahari bersinar, pada
masa para sahabat, telah menjadi sangat aneh dan tertinggal. Dan
keanehan yang dirasakan ini yang menyebabkan banyak orang melihat
Kebenaran sebagai suatu kebodohan, atau tidak rasional, atau berbahaya
dan sebagainya. Kenyataannya bahwa orang-orang menghabiskan sangat
sedikit waktunya untuk membaca Siroh Nabi SAW sebagai kisah nyata yang
benar-benar terjadi. Dan bahkan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk
membayangkan bagaimana hal itu akan dijalankan pada zaman kontemporer
kita ini. Jikalau ummat menghabiskan lebih banyak waktu melakukan
hal-hal tersebut (mempelajari Siroh Nabi SAW), kita akan memiliki lebih
sedikit orang yang berjalan di sekitar dan memanggil orang-orang yang
memiliki semangat yang kuat bagi agama ini dengan sebutan-sebutan
seperti: ‘konyol’, ‘bodoh’ ‘ekstrimis sesat’, dan ‘pengacau’ dan
semacamnya.
Aku ingin mengingatkan semua orang dengan suatu riwayat di sini, cerita ini dapat ditemukan dalam Shohih al-Bukhori, hadits nomor 3328.
Ini tidak lain adalah kisah Abu Dzar (RA) dan masuknya beliau ke dalam
Islam. Dan hadits ini menyebutkan bahwa setelah Abu Dzar mencapai
Makkah, dan ia meminta Ali (RA) untuk membawanya kepada Nabi (SAW) dan
ia (Abu Dzar) berkata:
“Jadi aku pergi dengannya sampai ia masuk dan kemudian aku masuk
bersamanya menemui Nabi SAW. Aku berkata kepada Nabi SAW: ‘Islamkan
saya!’ dan Beliau pun meng-islam-kan saya maka jadilah aku sebagai
Muslim. Dia Nabi SAW berkata kepadaku, ‘Wahai Abu Dzar, sembunyikan
keislaman mu dan kembalilah ke negeri mu. Ketika telah sampai kepada mu
berupa kabar bahwa kami telah menang, maka datanglah kembali.” Jawabku:
“Demi Dzat yang mengutus Anda dengan kebenaran, aku akan berteriak di
tengah-tengah mereka!”
“Jadi dia pergi ke masjid dimana kaum Quroisy berada dan berkata:
“Wahai kaum Quroisy! Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang haq)
selain Alloh dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
Rosul-Nya!” Mereka menjawab: “Tangkap orang sesat ini!” Lalu mereka
bangkit dan memukuli saya sampai hampir mati.
Al-Abbas sampai padaku dan menempatkan dirinya di atasku dan
kemudian berpaling kepada mereka dan berkata: “Celakalah kalian! Apakah
kalian akan membunuh seorang dari Negeri Ghifar ketika perdagangan dan
hubungan kalian melewati Ghifar?” Lalu mereka meninggalkan saya. Pagi
hari berikutnya saya kembali dan mengatakan seperti apa yang saya
katakan sehari sebelumnya.
Mereka berkata: “Tangkap orang sesat ini!” Dan perlakuan yang sama dilakukan kepada saya seperti sehari sebelumnya. .
Al-Abbas mencapai saya dan menempatkan dirinya di atasku dan
kemudian berpaling kepada mereka dan mengatakan seperti apa yang telah
dikatakan sehari sebelumnya. Dia berkata: “Jadi ini adalah awal Islam
Abu Dzar, semoga Alloh mengasihi beliau!”
Jadi bagi anda yang mengerti bahasa Arab akan segera memahami
relevansi dari cerita ini. Apa yang kita miliki di sini, kita memiliki
Abu Dzar (RA) sebagai orang yang baru masuk islam, diberikan instruksi
yang jelas dari Nabi (SAW) bahwa ia memiliki alasan jelas untuk
menyembunyikan keislamannya. Tapi bukannya mengambil kemudahan tersebut
ia justru mengatakan kepada Nabi (SAW) dengan jelas bahwa ia akan
membuat keislamannya diketahui oleh semua orang, terlepas dari apa yang
mungkin akan menimpa dirinya, dan bahaya apa yang mungkin datang
kepadanya. Apa yang kemudian terjadi tidaklah Nabi (SAW) memegang dia
dan menceramahi dia karena menjadi seorang radikal yang bodoh yang tidak
mengerti ilmu suci tentang maslahat dan madhorot. Beliau tidak
mengatakan kepada Abu Dzar bahwa ia akan menjadi penyebab dicabutnya
ijin tinggal seluruh sahabat di Makkah, beliau tidak mengatakan
kepadanya bahwa Abu Dzar akan menjadi penyebab mereka dikirim ke
penjara. Bahkan, Abu Dzar, ia melanjutkan tindakannya dan menerima
pemukulan bertubi-tubi pada beberapa hari, untuk menyatakan Iman
dihadapan kaum Quroisy ditempat mereka yang paling suci (di depan
Ka’bah).
Tetapi hadits ini tidak menyalahkannya dan datang dari Nabi (SAW)
atau bahkan dari Abbas (RA) yang belum menjadi Muslim pada saat itu
tetapi dia sayang kepada Nabi nya (SAW) umat Islam.
Hikmah dari atsar ini adalah bahwa Islam dimulai sebagai sesuatu
yang asing dan sekarang kembali menjadi sesuatu yang asing, sehingga
semua orang harus memastikan dirinya untuk bersama dengan kaum yang
terasing itu adalah asing, dan menjadi di antara mereka yang disebut
‘gila’ dan ‘bebal’ dan ‘bodoh’ oleh mayoritas umat manusia.
Dan dengan itu, Insya Alloh, saya akan menutup ceramah sederhana
yang berjudul: “Pelajaran-Pelajaran Berharga dari Bumi Jihad” ini, yang
meliputi beberapa realisasi yang telah saya lakukan selama lima tahun
saya berada dalam Hijrah dan Jihad, dan aku akan menutup dengan
memanjatkan permohonan kepada Alloh (Subhanahu Wa Ta’ala) agar Ia
menerima semua amal perbuatan kita, dan membuat kita tulus ikhlas dalam
setiap amal kita. Aku meminta kepada Alloh (Subhanahu Wa Ta’ala) agar
Dia menjadikan Kebenaran itu menjadi jelas bagi kita semua, dan menuntun
kita untuk meniti jalan-Nya, agar Dia menjadikan Kebathilan itu jelas
bagi kita, dan menuntun kita menjauh darinya. Aku meminta kepada Alloh
(Subhanahu Wa Ta’ala) agar Ia memberikan kemenangan kepada Mujahidin dan
mendirikan Khilafah Rosyidah secepatnya. Dan saya memohon-Nya untuk
membebaskan semua tahanan kami dan mengembalikan mereka segera kembali
kepada keluarga mereka dan rumah mereka. Dan akhirnya, aku meminta
kepada Alloh (SWT) untuk memberi saya akhir yang baik dan menerima saya
di antara para Syuhada.
Dan sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Muhammad
yang diberkahi, keluarganya dan para sahabatnya secara keseluruhan.
Wa akhiru da’wana ‘anil hamdulillaahirobbil ‘alamiin (dan akhir seruan kami adalah segala puji bagi Alloh Robb semesta alam).
Saroya Media Istisyhadiyun
Sumber: arrhmah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar